KE IPNU AN
Oleh: Boy Andryas Richi[1]
I. PENDAHULUAN
Banyak
ragam organisasi di Indonesia yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan
bangsa ini. Sebagai generasi muda kita perlu terjun salah satunya, tentu saja
yang sesuai dengan usia, selera dan
keyakinan agama kita. Karena kita tahu keyakinan adalah dasar utama untuk hidup,
tanpa keyakinan hidup akan berlalu tanpa membuahkan perjuangan. Oleh karena itu
untuk meyakini suatu hal, kita perlu lebih dahulu mengetahui sebenarnya segala
sesuatu, apa dan bagaimana hal tersebut, termasuk dengan Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama (IPNU).
II. LATAR BELAKANG BERDIRINYA IPNU
Berdirinya
suatu organisasi tentu didahului adanya sebab atau factor yang mendorong
berdirinya suatu organisasi tersebut. Begitu pula dengan IPNU, banyak sekali
hal-hal yang mendorongnya, di antara yang melatar belakangi atau yang menjadi
sebab berdirinya ada tiga faktor utama:
- Faktor aqidah / Ideology;
Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama islam dan berhaluan
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sehingga untuk melestarikan faham tersebut diperlukan
kader-kader penerus.
- Faktor Pendidikan / Pedagogis;
Adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan antara pelajar dan
mahasiswa di lembaga pendidikan umum dan pelajar di pondok pesantren
- Faktor sosiologis;
Adanya persamaan tujuan, kesadaran dan keikhlasan akan pentingnya
suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus para ulama dan penerus perjuangan
bangsa
III. SEJARAH BERDIRINYA IPNU
Gagasan
mendirikan IPNU ini terwujud pada tahun 1954 disaat berlangsungnya Kongres LP
MA’ARIF di Semarang saat itu Kongres menerima gagasan tersebut dengan suara
bulat dan mufakat, lahirlah organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang
disingkat IPNU, yang diresmikan pada 20 Jumadil Akhir 1373 H / bertepatan
dengan hari rabu tanggal 24 Februari 1954 M dengan ketuanya Rekan Tolkhah
Mansur yang sekarang Prof. Dr. Tolkhah Mansur (Al-Marhum). Organisasi ini
mulanya berpusat di Yogyakarta dan sejak tahun 1966 berpindah di Jakarta.
IV. PERKEMBANGAN I P N U
Perjalanan IPNU pasca pendeklarasian mengalami kemajuan dan perkembangan mengiringi perkembangan masyarakat Indonesia. Perkembangan IPNU dari masa kemasa dapat ditelurkan pada keputusan-keputusan konggres. Perkembangan yang diikuti dengan perubahan dalam diri IPNU yang sangat berpengaruh antara lain
- Pada Konggres IPNU ke X di Jombang pada tanggal 29-30 Januari 1988 terjadi Perubahan kepanjangan IPNU dari semula Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Hal tersebut dikarenakan adanya peraturan pemerintah yang berkaitan dengan ormas bahwa organisasi kepelajaran yang ada disekolah hanyalah OSIS dan Pramuka.
- Pada Kongres IPNU ke XIV di Surabaya pada tanggal 18-22 Juni 2003 IPNU kembali ke Khitthohnya sebagai organisasi pelajar dengan kembalinya kepanjangan IPNU dari Ikatan Putra Nahdlatul Ulama kembali pada IPNU sebagai Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
V. AQIDAH, ASAS, SIFAT, FUNGSI DAN TUJUAN
- Aqidah dan Asas (Bab II pasal 3)
a. IPNU beraqidahkan Islam dengan menganut paham Ahlussunnah Wal Jamaah
b. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara IPNU berdasaekan Pancasila
- Sifat (Bab III Pasal 4)
IPNU bersifat Keterpelajaran, Kekaderan, Kemasyarakatan, Kebangsaan
dan Keagamaan.
- Fungsi (Bab III Pasal 5)
a. Wadah perjuangan pelajar nahdlatul ulama dalam pendidikan dan
kepelajaran.
b. Wadah kaderisasi pelajar untuk mempersiapkan kader-kader penerus
nahdlatul ulama dan pemimpin bangsa.
c. Wadah penguatan pelajar dalam melaksanakan dan mengembangkan islam
ahlussunah wal jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai
nadhliyah.
d. Wadah komunikasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah naddliyah,
islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.
- Tujuan (Bab IV Pasal 6)
Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, dan berwawasan kebangsaan serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat islam dengan faham
ahlussunah wal jamaah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
VI. LAMBANG ORGANISASI
- Lambang IPNU yang berbentuk bulat, artinya kontinyu atau terus menerus;
- Warna dasar hijau dilingkari warna kuning berarti kebenaran dan hikmah yang tinggi;
- Warna putih suci, warna kuning di antara putih adalah hikmah dan cita-cita yang tinggi;
- Tiga titik di antara tulisan I . P. N .U adalah iman islam dan ihsan;
- Enam sirip mengapit huruf I . P . N . U adalah rukun iman;
- Bintang adalah cita-cita;
- Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW;
- Empat bintang dikanan dan kiri adalah khulafaur rosyidin;
- Empat bintang di bawah adalah empat madzhab;
- Dua kitab adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits;
- Bulu angsa adalah pena (ilmu), bulu bersilang adalah ilmu agama dan umum;;
- Sudut bintang lima adalah rukun Islam.
KE I P P N U AN
A. PENDAHULUAN
Keberadaan dan nama besar organisasi akan nampak nyata jika penggerak
organisasi mampu membawa dan menempatkan organisasi pada posisi strategis
dengan system administrasi dan manajemen yang proposional dan professional.
Jika kita sadari pesan dari Buya Hamka “ janganlah kita memasukkan emas dan
permata kedalam gubuk kita, tetapi bangun dulu gubuk kita menjadi gedung yang
megah baru kita masukkan emas dan permata tersebut “
IPPNU sebagai wadah pembinaan bagi generasi muda NU dalam membangun idiologi,
moral, wawasan, ketrampilan dan bakat mempunyai konsekuensi dalam kepentingan
dan cita-cita berdasarkan nilai-nilai agama islam. Dalam usaha merealisasikan
gagasan organisasi, maka perlu perencanaan yang matang, penyelerasan arah
tujuan serta kebijaksanaan organisasi secara berkelanjutan dalam mekanisme
system organisasi.
B. SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGAN I P P N U
IPPNU sengaja dilairkan untuk menggalang adanya persatuan dan kesatuan
generasi muda NU dengan faham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yangb tidak hanya
bersifat local atau kedaerahan tetapi bersifat Nasional.
Gagasan tersebut dapat direalisasikan pada konggres IPNU yang pertama
di Solo tanggal 8 Rojab 1374 H yang bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955 M,
maka dibentuklah organisasi IPPNU dengan kepanjangan Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama dengan ketuanya rekanita UMROH MAHKUDHOH.
Namun pada perkembangan selanjutnya disebabkan karena tuntutan
perkembangan zaman serta peraturan yang ada tentang ormas maka pada konggres
IPPNU ke XI di Jombang pada tanggal 29-30 Januari 1988 maka kepanjangan IPPNU
diubah menjadi Ikatan Putri Putri Nahdlatul Ulama.
Namun pada era reformasi keadaan bangsa semakin tidak menentu, maka
IPPNU dituntut untuk lebih tanggap dalam menghadapi hal seperti itu. Pada era
ini muncul kesadaran institusi untuk mengembalikan IPPNU kepada Khittohnya
yaitu sebagai organisasi yang berbasis pelajar dan santri. Keinginan tersebut
bisa terwujud ketika Konggres IPPNU ke XV di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Dengan demikian IPPNU yang semula kepanjangannya Ikatan Putri-Putri Nahdlatul
Ulama kembali lagi menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama dengan
konsekuensi-konsekuensi yang ada, antara lain :
1. IPPNU harus memperjelas visi kepelajarannya
2. IPPNU harus menumbuh kembangkan pada basis perjuangan disekolah dan
pondok pesantren
C. DASAR, TUJUAN DAN SIFAT IPPNU
a. Dasar, Azas dan Aqidah
IPPNU berazaskan pada pancasila dengan aqidah islam menerut faham
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang mengikuti salah satu madzab empat yaitu Hanafi,
Maliki, Hambali dan Syafi’i
b. Tujuan
Membentuk pelajar putrid yang bertaqwa pada Allah, berilmu dan
berakhlak mulia dan bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya ajaran islam
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dalam kehidupan masyarakat Indionesia dengan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c. Sifat dan Fungsi
Sifatnya kekeluargaan dan kemasyarakatan.
Sedangkan
fungsinya:
1. Wadah menghimpun putra-putri NU untuk melanjutkan semangat dn nilai
Nahdliyah.
2. Wadah putra-putri NU untuk menggalang ukhuwah Islamiyah.
3. Wadah
kaderisasi putra-putri NU untuk mempersipkan kader-kader bangsa.
D. LAMBANG ORGANISASI IPPNU
1. Lambang organisasi bernbentuk segi tiga adalah iman, islam dan ihsan
dua garis tepi berarti dua kalimah syahadat;
2. Warna dasar hijau adalah kebenaran, putih adalah kesucian, kuning
adalah hikmah yang tinggi;
3. Bintang sembilan adalah:
- Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW;
- Empat bintang atas kanan kiri adalah khulafaur rosyidin;
- Empat bintang bawah kanan kiri adalah empat madzhab.
4. Dua kitab adalAh Al-Qur’an dan Al-Hadis;
5. Bulu ayam bersilang adalah aktif menuntut ilmu baik umum maupun agama
serta rajin membaca atau menulis;
6. Dua kumtum melati warna putih adalah kepaduan antara agama dan umum;
7. Lima titik antara I . P . P . N . U . adalah rukun islam.
KEORGANISASIAN
I. PENGERTIAN
ORGANISASI
Organisasi
adalah proses kerja sama sejumlah yang terikat dalam hubungan formal dalam
rangka untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan (Dr. Sarwoto, dasar-dasar organisasi dan manajemen) Organisasi
adalah wadah sekumpulan orang yang mengabungkan diri dengan tujuan tertentu (HM.
TAYLOR dan AG. Mears) Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan,
kerja sama dengan adanya pembagian tugas dan tangung jawab (John M. Gains,
Organisasi satu pengantar).
Dari
pengertian di atas maka organsiasi dapat ditinjau dari dua sorotan :
1.
Organisasi sebagai wadah, di mana kegiatan
admisnistrasi dilaksanakan sehingga bersifat statis atau seperti benda mati.
2.
Organisasi sebagai hal yang hidup, manakala kita
menyaksikan bahwa organisasi dapat meprotes tindakan sewenang-wenang dari
seorang oknum, organsiasi dapat merevolusi, mendukung dan tidak
menyetujuinya dari suatu kebijakan /
kebijaksanaan.
II. UNSUR-UNSUR ORGANISASI
- PD dan PRT (Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga)
- Personalia Organisasi
- Struktur Organisasi
- Program organisasi
- pembagian kerja
- Permusyawaratan
III. MACAM-MACAM ORGANISASI
Organisasi
terdiri dari berbagai macam, antara lain sebagai berikut:
- Organisasi kemahasiswaan : Ekstra dan Intra Kampus
- Organisasi profesi : Parfi, PWI, IKADIN dan IDI dll
- Organisasi minat : Persebaya, Mitra dll
- Organisasi Politik : PKB, PDI-P PAN dll
- Organisasi keagamaan : NU,IPNU,IPPNU, Muhammadiyah
- Organisasi sosial : LSM, Dll
IV. TIMBULNYA ORGANISASI
- Spontan / sporadis;
- Diprakarsai;
- Dibentuk oleh organisasi yang telah ada;
- Penggabungan dan pemisahan organisasi yang ada
V. PENUTUP
Bagaimanapun
juga keberhasilan suatu organisasi terletak pada kerjasama yang baik dan
kejelasan program serta tujuan organisasi tersebut. Untuk itu beberapa cii yang
baik dari suatu organisasi antara lain:
- Terdapat tujuan yang jelas.
- Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima oleh setiap orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
- adanya kesatuan arah (unity of direction)
- Adanya kesatuan perintah (Unity Of Command)
- Adanya pembagian tugas (Job description)
- Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
- penembapatan orang sesuai dengan ahlinya.
A S W A J A
( AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH )
A. PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH
Kalimat
Ahlussunnah Waljama’ah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari tiga kata
yaitu :
- Ahlun artinya : Golongan, keluarga, kelompok
- Assunnah artinya : sesuatu yang berasal dari Rosullah bai barupa perkataan (qoulunnabi) perbuatan (fi’lunnabi), dan ketabahan nabi (taqrirunnabi)
- Al-Jama’ah artinya : Jamatus shohabah, Khulafaurrasyidin, Assawwadul ‘adhom (golongan mayoritas islam) Jadi pengertian Ahlussunnah Waljama’ah ialah: Golongan pengikut setia ajaran Islam yang murni sebagaiman siajarkan dan diamalkanoleh rosullah beserta para sahabatnya.
B. ASAL MULA ISTILAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Istilah Ahlussunnah Waljama’ah dengan pengertian di atas berasal dari
hadits rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani sbb:
Yang artinya:
“telah berpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah berpecah belah
umat Nasrani atas 72 golongan dan akan berpecah belah umatku menjadi 73
golongan, yang selamat diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa”
sahabat bertanya : siapakah yang selamat itu? Nabi menjawab : “Ahlussunah
Waljama’ah” sahabat bertanya lagi : Apakah Ahlusunah Waljama’ah itu?” nabi
menjawab : “apa yang aku perbuat hari ini dan para sahabatku”.
C. LATAR BELAKANG KELAHIRAN AHLUSUNNAH WAL
JAMA’AH
Pada zaman
Rasululah SAW tidak pernah timbul peredaan pendapat dikalangan umat Islam
karena semua masalah dapat ditanyakan kepada Nabi dan langsung mendapat jawaban
dari Nabi.
Dizaman Khulafaurrasyidin (11H- 14H) mulai timbul
sedikit perbedaan pendapat yang pada umumnya menyangkut masalah hokum rumah
tangga seperti perkawinan, perceraian dan masalah waris.
Perpecahan
dikalangan umat Islam mulai timbul pada akhir pemerintahan Usman bin Afffan
karena termakan propaganda Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi asal Yaman
yang mengaku masuk Islam dan berhasil mempengaruhi penndukung Ali bin Abi
Tholib melahirkan golongan Syi’ah.
Pada tahun 37
H terjadilah perang shiffin antara ali dan Muawiyyah yang diakhiri dengan
majlis tahkim. Kelompok Ali yang tidak setuju dengan majlis tahkim memisahkan
diri dari Ali dan mendirikan golongan khawarij. Mereka memandang bahwa pelaku
majlistahkim hukumnya kafir. Berbagi macam kejadian tersebut adalah tumbuh dan
berkembang sebenarnya karena persoalan politik.
Pada sat-saat
yang demikian ini, maka ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang pada hakekatnya
adalah ajaran islam yang dipraltekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan para
sahabatnya dipopulerkan kembali dan disistemkan oleh Imam Abu Hasan Al Asy’ari
dan imam Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang aqidah, oleh Imam Hanafi,Imam
Maliki, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali dalam bidang Syari’ah, oleh Imam Junaid
al Baghdadi dan Imam Al Ghozali dalam bidang akhlak / tasawuf
D. PRINSIP SIKAP AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Sebagai
gerakan pemelihara kemurnian ajaran islam, kaum Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu
berpedoman kepada prinsip-prinsip antara lain sebagi berikut :
1. At tawasuth ( Jalan Tengah )
Dengan prispip
ini kita akan selalu mejadi kelompok yang dapat diterima oleh semua pihak dan
selalu menghindari segala bentuk pendekatan bersifat ekstrim
2. I’tidal ( Adil / Tegak Lurus )
Dengan sikap
I’tidal kita harus berpegang kepada norma-norma yang sudah kita yakini
kebenarannya dan menghindarkan diri dari segala bentuk penyimpangan
3. Tasamuh ( Toleran )
Apabila
terjadi perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan maupun dalam persoalan
kemasyarakatan dan kebudayaan kita harus berlapang dada, tidak terburu-buru
menerima atau menolak pendapat orang lain. Namun terhadap sesuatu yang sudah
kita yakini kebenarannya kita harus berpegang kepada keyakinan kita.
4. Tawazun ( Seimbang )
Sikap ini
memberikan tuntunan kepada kita agar selalu menjunjung tinggi syariat dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan prinsip keseimbangan. Seimbang
antara dunia dan akhirat.
E. DASAR BERPIJAK AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Ahlus
Sunnah Wal Jama’h adalah golongan pengikut ajaran islam yang selalu berpegang
teguh pada :
1. Al Qur’an
Karena islam adalah wahyu yang bersumber dari Alloh sedangkan Al
Qur’an adalah firman Alloh, maka sudah tentu pedoman hidup kita harus berpegang
teguh kepada kitabullah.
2. Sunnah Rosul
Al Qur’an bersifat global dan tidak rinci, karena itu Rosulloh diberi
tugas untuk menjelaskan secara gambling agar umatnya dapat mengerjakan perintah
Allah secara benar
3. Ijma’ Para Sahabat
Golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpegang teguh pada sunnah
sahabat Karen beberapa pertimbangan antara lain
a. Para sahabat hidup sezaman dengan Rosullah, sehingga mereka mendenga
langsung sabda Rosullah, melihat dan menghayati
b. Banyak hadits yang menjelaskan kemampuan para sahabat dalam menghayati
dan mengamalkan ajaran islam bahkan menganjurkan umat islam untuk mengikuti
jejak langkah para sahabat.
4. Qiyas ( Analog )
Qiyas adalah
menetapkan hokum suatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya berdasarkan
suatu hokum yang sudah ditentukan nash nya, karena persamaan antara keduanya.
KE NU AN
A. MABADI’ KHOIRU UMMAH
Secara harfiah berarti prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik.
Pengertian lain adalah gerakan yang diarahkan pada semangat tolong-menolong
dalam biodang ekonomi dengan meningkatkan pendidikan moral yang bertumpu pada
tiga prinsip yaitu : Jujur , dapt dipercaya, dan tolong menolong.
Mabadi’ khoiru ummah meliputi lima butir yaitu :
1. As Shidiqqu
Mengandung arti kejujuan atau kebenaran, kesungguhan atau mujahadah,
keterbukaan
2. Al Amanah wal Wafa bil Ahdli
Mengandung arti dapat dipercaya dalam hal diniyah maupun ijtimaiyah,
setia, patuh dan taat kepada Alloh dan pimpinan, tepat janji melaksanakan semua
perjanjian baik yang dibuat sendiri maupun yang melekat pada kedudukannya sebagai
mualaf
3. Al Adalah
Mengandung arti obyektif, proposional dan tat azas.
4. At Ta’awun
Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan
taqwa. Atau timbal
5. Istiqomah
Tetap dan tidak begeser dari jalursesuai dengan ketentuan dari Allah
dan Rosullah,
B. KHIITAH NU
Khittah
NU berarti garis-garis pendirian, perjuangan dan kepribadian Nahdlatul Ulama
baik yang berhubungan dengan keagamaan maupun urusan kemasyarakatan baik
perorangan maupun organisasi. Fungsi garis-garis itu dirumuskan sebagai
landasan berfikir, bersikap dan bertindak. Warga NU yang harus dicerminkan
dalam tingkah laku perorangan maupun organisasi serta dalam setiap proses
pengambilan keputusan.
C. NU DALAM PERKEMBANGAN
Nahdlatul Ulama dalah organisasi sosial keagamaan
yang hingga kini masih tetap kokoh dan berakar kuat terutama di pedesaan di
pulau jawa dan Indonesia pada umumnya. Para pendirinya sendiri terdiri atas
ulama pesantren yang derajat keilmuan agamanya tinggi dan kokoh dalam berpegang
pada salah satu madzhab madzhab Ahluss Sunnah Wal Jama’ah. Faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan jiwa NU dan dipahami sebagai
ajaran islam yang hakiki, nahkan mengilhami strategi dalam perjuangan NU.
Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang berintikan pertautan antara tauqid, fikih dan
tasawuf. Tiga kesatuan inilah yang membetuk watak NU berbeda dengan organisasi
islam lainnya. Nu selalu tampil fleksibel, toleran dan akomodatif baik dalam
kehidupan sosial keagaman maupun kemasyarakatan.
Karena watak itulah seringkali NU menerima tuduhan sebagai oportunis,
menurut kemauan penguasa dan menyenangkanpihak pemerintah. Tuduhan-tuduhan itu
memng harus diterima NU sebagai kebenaran pandangan sepintas lalu. Sehingga
dalam pandangan selanjutnya akan diketemukan perubahan sikap aatau watak NU yang
sangat bertentangan dengan yang biasa ditampilkan. Watak itu akan segera
berubah jika persoalan yang diahadapi baik keagamaan maupun kemasyarakatan,
tidak sedikitpun terpaut dengan nilai-nilai yang dianut NU
Dengan liku-liku perjuangan NU tersebut, membuat NU semakin kaya
pengalaman dan mantab dalam perjuangannya. Juga tidak kalah pentingnya dengan
adanya pertautan fiqih (Islam), Tasawuf (Ikhsan) dan Tauqid (Iman) yang menjadi
pedoman ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah NU, sehingga membentuk watak, karakter,
serta pandangan NU dan warganya .
KEPEMIMPINAN
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, pada nmsuatu kelompok mulai dari yang
kecil seperti keluarga hingga kelompok yang besar seperti organisasi sampai
negara diperlukan adanya suatu pemimpin dan kepemimpinan.
Untuk memimpin dengan berhasil diperlukan kiat-kiuat tertentu yang
membantu seorang pemimpin untuk berpikir, berbicara bahkan bertindak dalam
kerangka tujuan yang ingin dicapai. Konsep berpikir yang jelas dari seorang
pemimpin sangat diperlukan dan idealnya harus dapat dimengerti bawahannya.
Dalam batas terntu, sepanjang untuk keperluan lembaganya.
Dengan demikian kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi sebagian
besar bergantung pada kualitas pemimpin organisasinya. Berangkat dari hal
tersebut, orang akan cenderung mengatakan bahwa kesimpulan tersebut dilatarbelakangi
oleh budaya bangsa Indonesia yang secara umum berpola paternalistik, atau
berorientasi kepada “Bapak” , “Patron”, Pemimpin”, “yang lebih
senior”, atau yang sejenisnya. Saya tidak mengingkari kebenaran latar belakang
itu, namun saya hendak membawa keranah yang lebih luas.
Pada dasarnya, manusia adalah ciptaan Tuhan yang mendapat tugas untuk menjadi pemimpin
dunia (khalifatullah). Tugas pertama adalah untuk memimpin dirinya
sendiri sendiri. Sayangnya, tidak jarang tugas ini yang tidak mampu kita lakukan.
Kita mampu mendidik orang lain - anak buah kita - untuk mempunya disiplin,
misalnya, namun kita sendiri tidak mau disiplin. Kita mampu membuat orang lain
mematuhi aturan, namun kita sendiri tidak mampu (atau tidak mau) mengikuti
aturan tesebut. Kesemuanya Karena kita tidak meliki kompetensi kepemimpinan).
II. FUNGSI
KEPEMIMPINAN
Sebelum kita memahami fungsi daripada kepemimpinan terlebih dahulu
mari kita pahami makna kepemimpinan. Secara etimologi leadership (Kepemimpinan) berasal dari bahasa
Inggris yang artinya pemimpin atau kepemimpinan. Atau adapun secara terminology
dapat dirumuskan sebagai berikut: Kepemimpinan adalah kemampuan atau kesiapan
yang dimiliki oleh seseorang yang dapat mempengaruhi, medorong, mengajak,
menunutun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima
pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
sesuatu maksud atau tujuan.
Salah satu hal yang perlu dipahami bersama adalah bahwa
kepemimpinan berbeda dengan keilmuan dan
manajemen. Kepemimpinan adalah praktek dan bukan teori saja. Oleh karena itu
tugas pokok kepemimpinan adalah mengambil keputusan-keputusan strategis, maka
tatkala menjadi pemimpin yang terutama adalah bagaimana kita memiliki tiga
pilar utama kepemimpinan. Yakni kemampuan yang meliputi Intellectual
Quality, Emotional Quality dan Spiritual Quality. Sehinga dengan
demikian tidak cukup dengan intelektual quality saja. Kualitas intelektual
membuat kita mampu memilih data, informasi, dan opini. Data emosional akan
menunjukkan bahwa kita mampunyai kemampuan untuk membuat keputusan dengan
tepat, dan akurat. Dengan pengusaaan Spiritual Quality kita mempunyai
fondasi nilai bahwa keputusan yang kita buat, apapun keputusan itu, harus kita
pertanggungjawabkan sendiri – mengingat, pemimpin selalu berkapasitas alone-ness.
Dalam ranah intelektual, pertanggungjawaban kita berikan kepada keilmuan dan standard-operating-procedures
yang sudah ada. Dalam ranah
emosional, pertanggungjawaban kita berikan kepada manusia-mansusia lain yang
terkait sebagai manusia. Dalam ranah spiritual, pertanggungjawaban akan diminta
setelah kita mati dan menghadap Yang Maha Kuasa.
Alhasil, kita harus memahami
tugas daripada seorang pemimpin adalah
sebagai pelopor dan penanggungjawab, ideology dan planner, bapak dan ibu
atau orang tua dan symbol of group, contoh dan pendukung , pengarah dan
penggerak, wakil dari anggota dan pengembang imajinasi. Dengan demikian, si
pemimpin bukan pemimpin saja, namun
seorang bapak, penasehat, pelindung dan teladan. Pepatah mengatakan “Ing
Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani adalah
BENAR!.
III.
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Ada empat
macam tipe atau sifat-sifat seorang pemimpin:
1. Karismatik, yaitu: pemimpin yang mempunyai daya tarik dan wibawa yang
sangat tinggi, bisa dimiliki oleh orang-orang yang sangat alim lagi sholeh,
meskipun orang tersebut sangat mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.
2. Otokratik yaitu: pemimpin yang tidak dapat mendengarkan kritik,
pendapat atau saran dari orang lain atau bawahannya, dalam mencpai tujuan
disesuaikan dengan keinginannya sendiri atau pribadi, sehingga pendekatan pada
bawahan dengan cara paksaan.
3. Liberal yaitu: pemimpin yang tidak tahu menahu dengan persoalan
bawahannya dan mebiarkan bawahannya mencari masalah dan pemecahannya sendiri.
4. Demokratik yaitu: kekuasaan sepenuhnya pada anggota, segala keputusan
berdasarkan keputusan musyawarah. Bersama dengan anggotanya pemimpin mencari
masalah dan pemecahannya
IV.
SIFAT-SIFAT PEMIMPIN SEORANG PEMIMPIN
1. Niat hikmah kepada Allah SWT dan organisasi
2. Adil, setia dan ikhlas berkorban serta pantang menyerah.
3. Penuh energi dan inisiatif juga gemar beraktifitas.
4. tidak emosional, simpatik, sopan dn fleksibel.
5. Cakap, banyak akal, terampil, komunikatif dan terbuka.
6. Tidak mudah-menunda perkerjaan dan selalu siap mental untuk jatuh dan
tumbuh kemali.
7. Taqwa kepada Allah SWT.
Demikian pula bagi seorang pemimpin hendaknya memiliki suatu sifat
atau karakter yang senantiasa harus dijadikan suatu pedoman atau dasar yang
meliputi hal-hal berikut:
1. Shidiq : Benar dalam keyakinan, ucapan
dan tindakan.
2. Amanah : Terpercaya dalam keyakinan, ucpan,
dan tindakan.
3. Tabligh : Penyampai dalam keyakinan,
ucapan, dan tindakan.
4. Fathonah : Cerdas dan peka atau cepat tangap
terhadap problema
yang terjadi dalam masyarakat.
V.
SIFAT KEMASYARAKATAN SEORANG PEMIMPIN
Sudah menjadi suatu kewajaran, bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu dan bisa untuk senantiasa berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya dengan secara meluas. Dengan demikian seorang pemimpin dalam hidup bermasyarakat hendaknya juga memiliki sifat-sifat sebagai beriktu:
- Tawasuth dan I’tidal
Sikap tengah dan berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi
keharusan berlaku adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama, dengan
sikap dasar ini akan menjadi kelompik, panujtan yang bersikap dan bertindk
lurus serta selalu bersifat membangun.
- Tasammuh
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah
keagamaan, terutama masalah yang bersifat furu’ atau menjadi masalah
khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
- Tawazzun
Sikap berimbang dalam berkhikmah, menyerasikan khikmah kepada Allah
SWT. Khikmah kepada manusia, serta lingkungan hidpupnya, menyelaraskan
kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
- Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna
dan bermanfdaat bagi kehidupan besama, serta menolak dan mencegah semua hal-hal
yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.
“Apa Yang Paling Penting Dari Seorang Pemimpin Adalah Mengamalkan
Terhadap Apa Yang Diyakini (Walk
Talk)”
MARS I P N U
WAHAI PELAJAR INDONESIA
SIAPKANLAH BARISANMU
BERTEKAD BULAT BERSATU
DI BAWAH KIBARAN PANJI I P N U
AYO HAI PELAJAR ISLAM YANG
SETIA
KEMBANGKANLAH AGAMAMU
DALAM NEGARA INDONESIA
TANAH AIR YANG KUCINTA
DENGAN BERPEDOMAN KITA BELAJAR
BERJUANG SERTA
BERTAQWA
KITA BINA WATAK NUSA DAN BANGSA
TUK KEJAYAAN MASA
DEPAN
BERSATU WAHAI PUTRA ISLAM JAYA
TUNAIKANLAH KWAJIBAN YANG
MULIA
AYO MAJU PANTANG MUNDUR
DENGAN RAHMAT TUHAN KITA PERJUANGKAN
AYO MAJU PANTANG MUNDUR
PASTI TERCAPAI ADIL MAKMUR
MARS I P P N U
SIRNALAH GELAP TERBITLAH
TERANG
MENTARI TIMUR SUDAH BERCAHYA
AYUNKAN LANGKAH PUKUL
GENDERANG
SGALA RINTANGAN MUNDUR SEMUA
TIADA
LAUT SEDALAM IMAN
TIADA
GUNUNG SETINGGI CITA
SUJUD
KEPALA KEPADA TUHAN
TEGAK
KEPALA LAWAN DERITA
DIMALAM YANG
SEPI DI PAGI YANG TERANG
HATIGU TEGUH
BAGIMU IKATAN
DI MALAM
YANG HENING DI HATI MEMBAKAR
HATIKU PENUH
BAGIMU PERTIWI
MEKAR SERIBU BUNGA DI TAMAN
MEKAR CINTAKU PADA IKATAN
ILMU KUCARI AMAL KUBERI
UNTUK AGAMA BANGSA NEGERI
HYMNE PELAJAR NU
BERSEMILAH-BERSEMILAH
TUNAS-TUNAS NU
TUMBUH SUBUR - TUMBUH SUBUR
DI PERSADA NU
MASA DEPAN DI TANGANMU
UNTUK MENERUSKAN PERJUANGAN
MEKAR INDAH - MEKAR INDAH
KAU HARAPAN
NU
KITA BANGUN - KITA BANGUN
JIWA
BESAR NU
NAN BERTAQWA -NAN BERJIWA
ISLAM AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
BERSEMILAH - BERSEMILAH
TUNAS -
TUNAS NU
TUMBUH SUBUR - TUMBUH SUBUR
DI PERSADA NU
HARI DEPAN MENGHARAPKAN
DARMA BAKTI AKAN KITA ABDIKAN
BERSEMILAH - BERSEMILAH
TUNAS – TUNAS
NU